Arti dari Muhammad adalah yang terpuji, ini merupakan sebuah nama yang baik dan istimewa. Dari nama tersebut terlihat sikap dan perilakunya yang baik. Kesabaran, ketabahan, keberanian, keadilan, ketegasan, dan lemah lembutnya menggambarkan seorang yang memiliki kepribadian yang sempurna.
Kesempurnaan akhlaknya ditunjukkan melalui ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Kitab suci umat Islam ini merupakan gambaran dari akhlaknya Nabi Muhammad saw.. Ketika Siti Aisyah ditanya oleh para sahabat tentang akhlak Rasulullah saw., ia menjawab dengan singkat: “Akhlak Rasulullah saw. adalah Al-Qur’an.”
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang akhlak Nabi Muhammad saw.. Ayat tersebut sekaligus menjadi nama-nama lain dari Rasulullah saw.. Salah satunya adalah al rauf (belas kasihan), yang artinya:
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan, sangat menginginkan (keinginan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. At-Taubah (9): 128)
Akhlak Nabi sebagai Uswah Hasanah
Secara bahasa uswah artinya teladan, hasanah adalah baik. Jadi, uswah hasanah adalah teladan yang baik. Sebagai panutan dan contoh, Nabi Muhammad saw. memiliki akhlak yang baik dan sekaligus menjadi teladan bagi umatnya.
Firman Allah swt.: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Q.S. Al-Ahzab (33): 21)
Wujud dari uswah hasanah selain terdapat di dalam Al-Qur’an, juga melalui sunahnya. Sunah atau hadis adalah keseluruhan dari kehidupan Nabi Muhammad saw., baik perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun himmah atau cita-citanya yang belum terwujud.
Setiap perkataan Nabi Muhammad saw. baik masalah hubungan dengan Allah maupun masalah sosial kemasyarakatan menjadi uswah hasanah. Baik dari cara berbicara maupun isi pembicaraannya adalah contoh yang harus ditiru oleh umatnya. Ketika Nabi Muhammad saw. berbicara selalu jelas dan tegas, sehingga orang yang diajak bicara bisa memahaminya. Demikian juga materi yang dibicarakan tidak menyimpang dari syariat dan ajaran Allah swt..
Selain perkataan, perbuatan Rasulullah saw. pun menjadi contoh. Dari mulai tidur, berjalan, duduk, makan, minum, berpakaian, dan semua tingkah lakunya menjadi teladan bagi umatnya. Oleh karena itu, Allah selalu menjaga dan memelihara tingkah laku Nabi Muhammad saw.. Ia tidak pernah berbuat salah kepada siapa pun. Ketika beliau bermuka masam kepada salah seorang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum, Allah swt. langsung menegurnya.
Firman Allah swt.:
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling. Karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barang kali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa).” (Q.S. ‘Abasa (80): 1-3).
Ketetapan ataupun taqrir Nabi Muhammad saw. juga menjadi uswah bagi umatnya. Ketika salah seorang sahabat bernama Khalid bin Walid menyajikan hidangan makanan berupa daging “dab” (sejenis biawak). Khalid mempersilakan kepada Rasulullah saw. untuk menyantapnya, kemudian beliau menjawab:
Sabda Rasulullah saw.:
“Tidak (maaf), berhubung binatang ini tidak terdapat di kaum umatku, aku jijik padanya!” Kata Khalid: “Segera aku memotongnya dan memakannya, sedang Rasulullah saw. hanya melihat kepadaku.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Terakhir yang menjadi uswah hasanah adalah cita-citanya. Ada cita-cita Rasulullah saw. yang belum terlaksana karena beliau telah wafat. Contoh hadis ini salah satunya ketika beliau bercita-cita untuk berpuasa tanggal 9 Asyura.
Sabda Rasulullah saw.:
“Di kala Rasulullah saw. berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk dipuasai, para sahabat menghadap kepada Nabi, mereka berkata: Ya Rasulullah, bahwa hari ini adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Jawab Rasulullah: Tahun yang akan datang, insya Allah aku akan berpuasa tanggal sembilan.” (H.R. Muslim dan Abu Daud)
Dengan demiikian jelas bahwa akhlak Nabi Muhammad saw itu sangat terpuji dan mulia. Akhlak beliau ada di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis. Beliau adalah sosok panutan dan contoh yang patut diteladani dan ditiru oleh kita semua selaku umat Islam yang mengikuti ajaran syariatnya.
Senin, 11 Januari 2010
akhalak rosul
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar :
Posting Komentar